Senin, 16 September 2013

Cerpen Remaja



SAHABAT  ATAU DIA ?
                Kringgg.... ! Bell pulang sekolah berbunyi Linda, Nia, an Anya beranjak pergi dari bangkunya. Kali ini ada acara makan malam di restaurant, tempat biasanya Linda dan teman – temannya makan.
            “Lin, nanti aku jemput kamu jam 19.00 tepat, jangan lupa” kata Nia mengingatkan Linda. “OK” jawab Linda dengan lantang. “eh Nya kamu kenapa? Kok diem aja dari tadi?” tanya Linda kebingungan. “Aku lagi meriang , nanti malam akku izin , tidak ikut kalian makan malam, aku mau istirahat di rumah” jawabnya dengan jelas. “Beneran tidak mau ikut?” tanya Linda sambil menggoda. “Beneran, aku lagi pengen istirahat” Jawab Anya serius. “eh itu sopirku sudah datang menjemput, aku pulang dulu ya... dahhh !!” pamit Linda sambil melambaikan tangan.
*****
            Setibanya dirumah, Linda langsung menuju kamarnya dan mencari baju yang tepat buat  makan malam nanti. Ia bingung harus mengenakan baju yang mana, akhirnya ia mengenakan gaun selutut berwarna putih.
            Jarum jam menunjukan pukul 19.00. “tin tin ....” terdengar suara klakson mobil. Itu pasti mobil Nia. Linda segera keluar untu memastikan, dan mereka berangkat makan malam, tak lupa mereka pamit kepada kedua orang tuanya.
            Setibanya di restaurant, tiba-tiba, “Brukkk !!!!” linda tak sengaja menabra seorang laki-laki judes yang pernah dilihatnya. “Kalau jalan lihat-lihat dong” kata cowok itu sambil beranjak bangun. “Maaf aku kan tidak  sengaja!” teriak Linda sambil beranjak bangun dengan hati cemas. “Udah deh Lin, cowok kayak giyu gak usah di peduliin, mending kita makan aja” kata Nia. “Tapikan aku yang salah Ni,” Linda merasa bersalah. “Udah deh Lin, nggak usah merasa bersalah kayak gitu dong Lin, Lagi pulakamu nggak salah kok!” Kata Nia menghibur Linda. “Ya, Udah Deh !” kata Linda mengakhiri.
*****
            Sepulang dari restaurant Linda langsung menuju kamarnya, namun sebelum ia sampai di kamarnya, “Linda kemarilah papa sama mama mau bicara sama kamu” panggil mamanya yang berada di ruang tengah. “Iyaa maaa !!” jawab linda. “Besok kan hari minggu, kamu jangan keluar ya, soalnya teman papa yang dari perancis mau ke sini” kata papa linda jelas. “Emangnya yang kesini satu keluarga ya pa..?” tanya Linda. “iya dia sahabat papa waktu kecil, mereka kesini ingin bersilaturahmi dengan keluarga kita sekaligus memperkenalkan anak om Alan sama kamu” Jawab papa. “Maa aku ngantuk banget ni, aku tidur dulu ya?” . “Ya, tapi jangan lupa besok bantuin mama bersih bersih rumah” kata mama sebelum Linda masuk kamar.
            Esok paginya Linda bangun pagi dan membantu mamahnya membersihkan rumah. Sebagai perempuan, Linda memang rajin, termasuk prestasi membanggakan yang dia dapatkan dari SD, SMP, hinga SMA karena ia selalu rajin belajar, ia juga sering membantu mamanya membersihkan rumah khususnya kamarnya sendiri meskipun  ada pembantu di rumahnya, sebagai seorang muslim dia juga rajin beribadah.
            Setelah rumahnya bersih diapun bergegas mandi dan ganti baju karena setengah jam lagi temen papanya berserta keluarga akan datang. Sehabis ganti baju Linda duduk di meja riasnya  sambil menyisir rambutnya yang masih basah karena keramas. Linda biasa mengerai rambutnya kapan saja. Tiba-tiba mamanya masuk dan membawakan segelas susu coklat kesukaannya, karena ia belum sempat makan atau minum dari tadi pagi.
            “Eh mama nagetin aja!” seru Linda yang kaget melihat mamanya.
            “Ni mama buatin susu coklat kesukaanmu” jawab mama.
            “makasih ma....!” . ucap Linda
            “Ting tong, ting tong” bunyi bel rumahnya. Eh itu mungkin teman papa sudah datang, ayo kita turun” ajak mama kepada Linda. “mama duluan aja deh nanti Linda nyusul” jawab linda samil meletakan sisirnya.
            Setelah beberapa saat kemudian Linda turun dengan mengenakan baju ungu dengan aya rambutnya yang dierai, membuat dirinya seperti bidadari. Namun tiba-tiba, setelah melihat cowok yang di tabraknya kemarin Linda jadi malu dan grogi. Setelah berkenalan linda menuju ruang tengah yang terletak tidak jauh dari ruang tamu.
            Sungguh tak di sangka Linda harus menemani Adit (Anak Om Alan)ke taman belakang rumahnya karena disuruh oleh papanya, Linda tak mengeluarkan sepatah katapun, ia harus diam menemani adit yang cuek. Linda tak tahan dengan Adit, akhirnya Linda mengajak bicara dengan nada tersendat-sendat , ia pun meminta maaf tentang kejadian kemarin di restaurant. Dengan santainya Adit menjawab “ Oo.... itu  sudah aku maafin, sorry kalau aku kemarin bentak-bentak kamu”. “Tidak apa-apa kok” jawab Linda. Adit dan Lindapun kini menjadi akrab.
*****
            Ting-ting, bell menandakan waktunya istirahat. Linda, Nia, dan Anya pergi ke kantin seperti biasanya. Saat dikantin Linda menceritakan kejadian yang dia alami kemarin minggu. Tak lama kemudian “Eh itu kan cowok yang lo tabrak kemarin Lin?” tanya Nia serius. “Ya itu yang namanya Adit yang aku ceritain barusan.” Jawab Linda dengan serius juga. “Wah ganteng banget, pengen deh di kenalin dia....” kata Anya sambil meninggalkan Linda dan Nia.” “Ikut juga ahh,,,, siapa tau jodoh” kata Nia sambil menyusul Anya dan meninggalkan Linda sendiri. “Whatever!!” kata Linda dengan tenang.
            “Hai, boleh kenalan nggak,” kata Anya. “Gu Nia,”, “Gue Anya”. “Nama gue Adit” jawab Adit. “Lo anak baru ya disini?” tanya Nia penasaran. “Gue emang anak baru disini, gue pindahan dari Surabaya, gue kelas XII IPS 3, lo kelas berapa?” Adit berbalik tanya. “Gue, Nia, dan Linda sahabtan dari SD, dari dulu kita sekelas, kita sekarang kelas XII IPS 1” jawab Anya panjang lebar.
            Ting-ting “eh udah masuk tuh, lain kali kita terusin ngobrolnya” teriak Anya sambil mendekati Linda. “Udah ngobrolnya?” tanya Linda. “Udah, yuk kita ke kelas” jawab Nia.
             Kringgg-kringg bell pulang sekolah berbunyi. Sejak kenal dengan Adit, Linda jadi sedikit berubah ia tak suka di ajak makan seperti biasa, ia memilih langsung pulang dan BBMan dengan Adit.
            Setelah 6 bulan kenal Linda berubah seperti yan dulu ia sering makan-makan di restaurant temp[at biasanya 3 sahabat makan.
*****
            Suatu hari Adit mengajak Linda pergi ke Dunia Fantasi, karena sudah lama tak pergi ke sana, Linda pun tak menolaknya. Ia bergegas ganti baju dan pergi bersama Adit.
            Dunia fantasi hari sabtu ini tidak terlalu ramai, mungkin karena kebetulan saja. “Lo mau naik apa?” tanya Adit ketika mereka sudah melewati pos stempel punggung tangan tandanya mereka bebas untuk naik wahana apa  saja di sana. Linda tertawa dan berseru “Halilinta, kora-kora, Niagara-gara!!”.
            Sebenarnya acara hari itu sanat menyenangkan jika Linda dalam kondisi prima. Tapi sayannya tidak, kepalanya sudah mulai pusing dejak pagi hari tadi. Jadi setelah turun dari perahu ayun(kora-kora) Linda langsung mengeluarkan isi perutnya. “Ayo keluarin semua, biar elo lega” kata Adit sambil memijat-mijat tengkuk Linda. Tadinya Linda pikir Adit akan marah kalau ia sampai merusak  acara hari ini. Ia cepat-cepat mengelap mulutnya, tenggorokannya terasa sakit, Aditpun berdegas membelikan sebotol air mineral untuk meredakannya.
            “elo mau pulag aja?” tanya Adit. “(sambil menggelengkan kepala) ngak usah”. Jawab Linda. “setelah loe mutah, gue rasa loe merasa lebih baikan ya? Ya udah ayo kita lanjut lagi main permainannya" Lanjut Adit.  “beneran nie ? ayoo” Adit meyakinkan.  Tapi begitu turun dari permainan Halilintar, Linda mutah lagi untuk keduakalinya. Karena isi perutnya telah terkuras tadi, kini yang keluar tidak banyak, tapi kemudian perutnya tersa sakit dan tubuhnya lemah. Adit pun membelikannya antimo.
            “kok loe beliin gue antimo” tanya Linda dengan muka heran.
            “udah anggap aja loe mabuk kendaraan, udah minum aja terus habis ini kita pulang aja,”. Linda pun mengangguk, kini ia tidak membantah. Merekapun keluar menuju mobil. Adit menjalankan mobilnya menuju pantai untuk mencari pintu keluar. Ketika mereka melewati laut, Linda berkata “Stop  dulu, gue pengen ngeliat laut sebentar”. Adit menuruti nya. Tentu saja pemandangannya tidakk seperti di kartu pos. Sepanjang tepi laut sudah di beton dan di beri pagar buat pengaman. Kabarnya untuk mencegah erosi pantai yang semakin parah. Tak lama kemudian, mungkin karena pengaruh antimo atau hempasan angin laut yang sepoi sepoi linda mengajak Adit melanjutkan perjalanan dan di dalam mobil linda langsung tidur pulas tempat duduknya.
*****
            Linda terbangun di tempat tidurnya, “perasaan barusan ia sedang memandang laut,kok sekarang ada dirumah?” ia bertanya dalam hati. Tak lama kemudian mamanya masuk ke kamarnya.
            “sudah bangun,Lin? Tidurnya lama juga ya !”
            “maa sekarang jam berapa?”  Tanya linda.
            “Hamir jam 5 sore, tadi siang Adit mengantarmu pulang, dia juga yang menggendongmu masuk ke kamar, kamu sama sekali nggak bangun, pulas banget tidurnya. Dia juga cerita katanya kamu mutah-mutah disana, mungkin masuk angin, kalo nanti malam masih nggak enak badan kita ke dokter ya?”  kata mama. Lindapun Cuma menggeleng “nggak usah ma, sekarang sudah membaik kok, tapi kata mama aku tadi di gendong Adit?” . “Iya, dia baik banget ya? Penuh perhatian sama kamu, juga...” Linda tiak mendengarkan kata-kata mama selanjutnya, ia membaringkan tubuhnya dan menarik elimut hingga menutupi wajahnya. “Aku nggak mau dengar ma, aku mau istirahat lagi” katanya diballik selimut, Linda merasa jantungnya berdebar-debar.
            Suatu hari di sekolah Linda diadakan malam kesenian. 3 sahabat ingin menampilkan sebuah lagu, setelah latihan beberapa hari ini mereka merasa suaranya telah matang. Seleai latihan mereka bercanda diruang tengah sambil makan cemilan. Linda sebagai tipe yang nggak bisa bohong diaa terus terang kepadda sahabattnya bahwa dia telah menyukai Adit. Anya yang cinta mati sama Adit langsung penuh emosi mendengarnya.
            ‘gue sama sekali nggak nyangka sama loe lin, tega banget loe ngomong gitu ke gue, lo masih nganggep kita teman nggak sih, gue kecewa sama loe, gue kira loe orangnya baik,setia,mengertiin sahabat, ternyata semua itu berbalik, gue kecewa sama loe lin !” kata Anya yang sedang emosi itu. “Udahlah kita dengarkan dulu penjelasan Linda” kata Nia menengahi. “Nggak perlu dijeasin gue udah nggak tahan disini,” kata Anya sambil keluar dari rumah Linda. “Dengerin gue dulu Nya, gue ngomong apa adanya, gue nggak mau berantem gara-gara cowok, gue nggak tau kalo elo juga suka sama Adit” kata Linda menjelaskan kepada sahabatnya sambil mengejarnya. Namun saat itu Anya tidak memperdulikannya.
*****
            Ejak kejadian itu, kini Linda menjadi pemurung, namun Nia selalu memberikan semangat kepadanya karena Nia tau dia ngomong gitu karena biar nggakk ada yang ditutup-tutupi  dari sahabat-sahabatnya. Malam kesenian emakin dekat, Linda pasrah aa yang akan terjadi besok. Nia mencoba memberi semangat “Gue udah paksa Anya agar tampil pada malam kesenian diapun setuju”. “Makasih ya Ni. J” kata Linda. Namun dia belum merasa lega, sejak ejadian itu Linda marah sama Adit gara-gara Adit persahabatannya dengan Anya dan Nia menjadi rusak.
            Tok tok tok !! pintu kamar Linda di ketuk.
            “Linda ini mama, kamu ssudah tidur?”. Betapa kagetnya inda ketikka melihat Adit di belakang mamanya, “Adit ngapain kamu kesini?” tanya Linda. “Lin, Adit mau ketemu kamu, katanya kalian lagii bertengkar ya?” kata mama “yuk Dit, kita tunggu di bawah aja” . “Iya tante” jawab Adit.
            Berapa menit kemudian linda turun ke ruang tamu
            “Sorry, malam-malam ngeganggu.” Kata Adit mengawali
            “Tentu saja mengganggu, gue baru aja mau tidur” kata linda
            “tidur jam segini?” tanya Adit
            “terserah, ayo cepat mau ngomong apaa?” pangkas Linda
            “gue...” Adit terlihat agak sulit mengutarakan apa yang ingin dikatakannya. Linda mengangkat alis dengan tatapan heran. “kita keluar aja yuk, gue nggak bebas ngomong di sini , kalau nyokap-bokap lo ngeliatin terus” bisik Adit. Linda bangkit dari duduknyadan berkata “ ya udah, Ayo kita duduk di teras,” ajak nya.
            Di teras, Adit tiak kunjung berbicara. “katanya mau bicara?” tanya Linda tak sabar. “Lin, elo tau nggak kalo wajah loe mirip banget sama seorang yang pernah gue kenal? “ Siapa?” . “dia sahabat gue waktu di Surabaya dulu. Elo tau nggak gue pindah ke Jakarta?”. “karena dia?” tebak Linda. Adit mengangguk lagi. “karena itu elo pindah ke jakarta? Karena dia ninggalin elo? Gue kok jadi nggak ngerti?” tanya linda bingung. “dia bukan ninggalin gue gitu aja. Dia ninggalin dunia ini juga palah, karena dia sakit leukimia. “Mee.. meninggal?” tanya Linda. ‘Iya, karena itu gue sangat terpukul, tadinya kami Cuma sahabatan, terus berkembang menjadi cinta, tapi saat gue ngungkapin perasaan gue, dia sudah divonis dokter, 6 bulan lagi masa hidupnya.” Jawab Adit. Linda terdiam sesaat, “jadi enam bulan etelah itu dia meninggal?” . “Nggak, lebih  cepat, tida bulan ebelum masa vonisnya berakhir, dia sudah meninggal” terang Adit. Mereka terdiamdalam keheningan malam. Melihat air mata keluar dari mata Adit, Linda jadi kaasihan dan simpati. “Elo pasti sedih banget karena ditinggal dia, ya?” tanya Linda. Adit mengangguk “sebelum meninggal, dia bilang dia sangat mncintai gue, gue sempat frustasi dan nggak masuk sekolah selama sebulan, akhirnya orang tua gue memutuskkan untuk pindah ke Jakarta”. Linda mengangguk mengerti maksud Adit. “’Lalu beberapa bulan yang lalu, bokap gue nunjukin foto cewek, rambutnya panjang, matanya bulat, wajahnya lumayan. Papa bilang itu foto akan om ifan”. “Foto gue??” sahut Linda. “Iya, gue merasa gue mendapatkan keempatan kedua,  keemppatan untukk mengenal Fara untuk kedua kalinya dalam hidup ini, keempatan untuk bersama dan mencintainya,” kata Adit.  Linda merasa tubuhnya kaku, ia tahu ia mulai mencintai Adit dan berharap perasaan Adit kepadanya itu sama.
            “Adit... jai elo berharap gue adalah Fara?” tanya Linda sedih. “tadinya begitu, tapi setelah gue mencoba mengenal elo lebih dekat, wajah elo semakin lama semakin berbeda entah mengapa, namun kamu dan fara memiliki sifat yang hampir sama”. Terang Adit. “jadi elo nyeel kenal gue?” tanya Linda kembali. “Gue nyesel telah mengangap lo sebagai Fara”pangkas Adit.
            Linda menunduk saja, tiak menjawab . ia tidak tahu harus berkata apa. “terus gue sadar bahwa perasaan gue ke Fara beda dengan perasaan gue ke elo, “elo nggak punya perasaan apa-apa kan ?” tanya Linda. “Sbaliknya, gue udah jatuh cinta sama elo sejak pertama kali kita beertemu, elo mau nggak jadi pacar gue lin?.
            Gemerisik dedaunan yang  terhempas angin tidak sedasyat gemuruh yang ada di dada Linda yang seang bersorak gembia. Adit melongo, lalu tersenyum,”Jadi.....”. Linda mengangguk. Bulanpun ikut tersenyum melhat mereka berdua.
*****
            Kini tiba saatnya malam kesenian, jam tujuh kurang 15 menit tempat duduk hampir penuh, tetapi Anya belum datang pdahal 15 menit lagi acara akan segera di mulai.
            “Anya datang nggak ya?” tanya Lina cemas
            “Datang, kemarin udah bilang kok kalo hari ini akan datang” jawab Nia.
            “Dia ngomong langsung begitu?” tanya Linda.
            “’Iya gue kan belum budek” jawab Nia gitu.
            10 menit ia menunggu kedatangan Anya tapi Anya belum kelihatan batang hidungnya. Ia hanya pasrah jika dia haruus cuma berdua dengan Nia. Linda sangat cemas, padahal mereka haru membuka acara di malam kesenian itu.
            Saatnya tiba, mereka di panggil oleh Evans di pembawa acara. Dengan Dag Dig Dug Dr Linda dan Nia berdo’a semoga Anya bisa datangg tepat waktu. Mereka akhirnya tampil berdua dan menyanyikan lagu mereka dengan baik dan sukses. Tiba-tiba ketika reff, terdengar suara dari belakang, setelah Linda dan Nia menengoknya e belakang ternyata itu adalah suara Anya. Akhirnya mereka dapat bernyanyi bersama dalam pertunjukan malam kesenian tersebut.
            Di belakang panggung terlihat Adit menunggu 3 ahabat itu eleai bernyanyi, setelah mereka elesai nyanyi mereka berbincang-bincang di belakang panggung.
            ‘Lin, maafin gue ya? Setelah gue pikir ngurus cowok kayak Adit itu nggak penting, lebih baik kita ngurusin perahabatan kita
J” kata Anya menyesal. “nggak apa-apa kok, gue ngerti kalau gue salah, tapi gue nggak mau nyimpen persaan gue, Oh ya beberapa hari yang lalu gue jadian sama Adit, kalian nggak marahkan?” kata Linda.
            “Nggak lah kita harus selalu ingat moto persahabatan kita (One, Two, Three {mereka menumpuk tangan mereka dan berkata} SAHABAT SEJATI SETIA SAMPAI MATI). *(yeahhhh
.
            Kini hubungan Adit dan Linda tak ada masalah, mereka berdua akhirnya pacaran tanpa ada masalah yang mengganjal. Keharmonisan selalu tampak pada mereka berdua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar