SAHABAT ATAU DIA ?
Kringgg....
! Bell pulang sekolah berbunyi Linda, Nia, an Anya beranjak pergi dari
bangkunya. Kali ini ada acara makan malam di restaurant, tempat biasanya Linda
dan teman – temannya makan.
“Lin, nanti aku jemput kamu jam 19.00
tepat, jangan lupa” kata Nia mengingatkan Linda. “OK” jawab Linda dengan
lantang. “eh Nya kamu kenapa? Kok diem aja dari tadi?” tanya Linda kebingungan.
“Aku lagi meriang , nanti malam akku izin , tidak ikut kalian makan malam, aku
mau istirahat di rumah” jawabnya dengan jelas. “Beneran tidak mau ikut?” tanya
Linda sambil menggoda. “Beneran, aku lagi pengen istirahat” Jawab Anya serius.
“eh itu sopirku sudah datang menjemput, aku pulang dulu ya... dahhh !!” pamit
Linda sambil melambaikan tangan.
*****
Setibanya
dirumah, Linda langsung menuju kamarnya dan mencari baju yang tepat buat makan malam nanti. Ia bingung harus
mengenakan baju yang mana, akhirnya ia mengenakan gaun selutut berwarna putih.
Jarum
jam menunjukan pukul 19.00. “tin tin ....” terdengar suara klakson mobil. Itu
pasti mobil Nia. Linda segera keluar untu memastikan, dan mereka berangkat
makan malam, tak lupa mereka pamit kepada kedua orang tuanya.
Setibanya
di restaurant, tiba-tiba, “Brukkk !!!!” linda tak sengaja menabra seorang
laki-laki judes yang pernah dilihatnya. “Kalau jalan lihat-lihat dong” kata
cowok itu sambil beranjak bangun. “Maaf aku kan tidak sengaja!” teriak Linda sambil beranjak bangun
dengan hati cemas. “Udah deh Lin, cowok kayak giyu gak usah di peduliin, mending
kita makan aja” kata Nia. “Tapikan aku yang salah Ni,” Linda merasa bersalah.
“Udah deh Lin, nggak usah merasa bersalah kayak gitu dong Lin, Lagi pulakamu
nggak salah kok!” Kata Nia menghibur Linda. “Ya, Udah Deh !” kata Linda
mengakhiri.
*****
Sepulang dari restaurant Linda
langsung menuju kamarnya, namun sebelum ia sampai di kamarnya, “Linda kemarilah
papa sama mama mau bicara sama kamu” panggil mamanya yang berada di ruang
tengah. “Iyaa maaa !!” jawab linda. “Besok kan hari minggu, kamu jangan keluar
ya, soalnya teman papa yang dari perancis mau ke sini” kata papa linda jelas.
“Emangnya yang kesini satu keluarga ya pa..?” tanya Linda. “iya dia sahabat
papa waktu kecil, mereka kesini ingin bersilaturahmi dengan keluarga kita
sekaligus memperkenalkan anak om Alan sama kamu” Jawab papa. “Maa aku ngantuk
banget ni, aku tidur dulu ya?” . “Ya, tapi jangan lupa besok bantuin mama
bersih bersih rumah” kata mama sebelum Linda masuk kamar.
Esok paginya Linda bangun pagi dan
membantu mamahnya membersihkan rumah. Sebagai perempuan, Linda memang rajin,
termasuk prestasi membanggakan yang dia dapatkan dari SD, SMP, hinga SMA karena
ia selalu rajin belajar, ia juga sering membantu mamanya membersihkan rumah
khususnya kamarnya sendiri meskipun ada
pembantu di rumahnya, sebagai seorang muslim dia juga rajin beribadah.
Setelah rumahnya bersih diapun bergegas mandi dan ganti baju karena setengah jam lagi temen papanya berserta keluarga akan datang. Sehabis ganti baju Linda duduk di meja riasnya sambil menyisir rambutnya yang masih basah karena keramas. Linda biasa mengerai rambutnya kapan saja. Tiba-tiba mamanya masuk dan membawakan segelas susu coklat kesukaannya, karena ia belum sempat makan atau minum dari tadi pagi.
Setelah rumahnya bersih diapun bergegas mandi dan ganti baju karena setengah jam lagi temen papanya berserta keluarga akan datang. Sehabis ganti baju Linda duduk di meja riasnya sambil menyisir rambutnya yang masih basah karena keramas. Linda biasa mengerai rambutnya kapan saja. Tiba-tiba mamanya masuk dan membawakan segelas susu coklat kesukaannya, karena ia belum sempat makan atau minum dari tadi pagi.
“Eh
mama nagetin aja!” seru Linda yang kaget melihat mamanya.
“Ni mama buatin susu coklat kesukaanmu” jawab mama.
“makasih ma....!” . ucap Linda
“Ni mama buatin susu coklat kesukaanmu” jawab mama.
“makasih ma....!” . ucap Linda
“Ting tong, ting tong” bunyi bel
rumahnya. Eh itu mungkin teman papa sudah datang, ayo kita turun” ajak mama
kepada Linda. “mama duluan aja deh nanti Linda nyusul” jawab linda samil
meletakan sisirnya.
Setelah beberapa saat kemudian Linda
turun dengan mengenakan baju ungu dengan aya rambutnya yang dierai, membuat
dirinya seperti bidadari. Namun tiba-tiba, setelah melihat cowok yang di
tabraknya kemarin Linda jadi malu dan grogi. Setelah berkenalan linda menuju
ruang tengah yang terletak tidak jauh dari ruang tamu.
Sungguh tak di sangka Linda harus
menemani Adit (Anak Om Alan)ke taman belakang rumahnya karena disuruh oleh
papanya, Linda tak mengeluarkan sepatah katapun, ia harus diam menemani adit
yang cuek. Linda tak tahan dengan Adit, akhirnya Linda mengajak bicara dengan
nada tersendat-sendat , ia pun meminta maaf tentang kejadian kemarin di
restaurant. Dengan santainya Adit menjawab “ Oo.... itu sudah aku maafin, sorry kalau aku kemarin
bentak-bentak kamu”. “Tidak apa-apa kok” jawab Linda. Adit dan Lindapun kini
menjadi akrab.
*****
Ting-ting, bell menandakan waktunya
istirahat. Linda, Nia, dan Anya pergi ke kantin seperti biasanya. Saat dikantin
Linda menceritakan kejadian yang dia alami kemarin minggu. Tak lama kemudian
“Eh itu kan cowok yang lo tabrak kemarin Lin?” tanya Nia serius. “Ya itu yang
namanya Adit yang aku ceritain barusan.” Jawab Linda dengan serius juga. “Wah
ganteng banget, pengen deh di kenalin dia....” kata Anya sambil meninggalkan
Linda dan Nia.” “Ikut juga ahh,,,, siapa tau jodoh” kata Nia sambil menyusul
Anya dan meninggalkan Linda sendiri. “Whatever!!” kata Linda dengan tenang.
“Hai, boleh kenalan nggak,” kata Anya. “Gu Nia,”, “Gue Anya”. “Nama gue Adit” jawab Adit. “Lo anak baru ya disini?” tanya Nia penasaran. “Gue emang anak baru disini, gue pindahan dari Surabaya, gue kelas XII IPS 3, lo kelas berapa?” Adit berbalik tanya. “Gue, Nia, dan Linda sahabtan dari SD, dari dulu kita sekelas, kita sekarang kelas XII IPS 1” jawab Anya panjang lebar.
“Hai, boleh kenalan nggak,” kata Anya. “Gu Nia,”, “Gue Anya”. “Nama gue Adit” jawab Adit. “Lo anak baru ya disini?” tanya Nia penasaran. “Gue emang anak baru disini, gue pindahan dari Surabaya, gue kelas XII IPS 3, lo kelas berapa?” Adit berbalik tanya. “Gue, Nia, dan Linda sahabtan dari SD, dari dulu kita sekelas, kita sekarang kelas XII IPS 1” jawab Anya panjang lebar.
Ting-ting
“eh udah masuk tuh, lain kali kita terusin ngobrolnya” teriak Anya sambil
mendekati Linda. “Udah ngobrolnya?” tanya Linda. “Udah, yuk kita ke kelas”
jawab Nia.
Kringgg-kringg bell pulang sekolah berbunyi. Sejak kenal dengan Adit, Linda jadi sedikit berubah ia tak suka di ajak makan seperti biasa, ia memilih langsung pulang dan BBMan dengan Adit.
Kringgg-kringg bell pulang sekolah berbunyi. Sejak kenal dengan Adit, Linda jadi sedikit berubah ia tak suka di ajak makan seperti biasa, ia memilih langsung pulang dan BBMan dengan Adit.
Setelah
6 bulan kenal Linda berubah seperti yan dulu ia sering makan-makan di
restaurant temp[at biasanya 3 sahabat makan.
*****
Suatu
hari Adit mengajak Linda pergi ke Dunia Fantasi, karena sudah lama tak pergi ke
sana, Linda pun tak menolaknya. Ia bergegas ganti baju dan pergi bersama Adit.
Dunia fantasi hari sabtu ini tidak terlalu ramai, mungkin karena kebetulan saja. “Lo mau naik apa?” tanya Adit ketika mereka sudah melewati pos stempel punggung tangan tandanya mereka bebas untuk naik wahana apa saja di sana. Linda tertawa dan berseru “Halilinta, kora-kora, Niagara-gara!!”.
Dunia fantasi hari sabtu ini tidak terlalu ramai, mungkin karena kebetulan saja. “Lo mau naik apa?” tanya Adit ketika mereka sudah melewati pos stempel punggung tangan tandanya mereka bebas untuk naik wahana apa saja di sana. Linda tertawa dan berseru “Halilinta, kora-kora, Niagara-gara!!”.
Sebenarnya acara hari itu sanat
menyenangkan jika Linda dalam kondisi prima. Tapi sayannya tidak, kepalanya
sudah mulai pusing dejak pagi hari tadi. Jadi setelah turun dari perahu
ayun(kora-kora) Linda langsung mengeluarkan isi perutnya. “Ayo keluarin semua,
biar elo lega” kata Adit sambil memijat-mijat tengkuk Linda. Tadinya Linda
pikir Adit akan marah kalau ia sampai merusak
acara hari ini. Ia cepat-cepat mengelap mulutnya, tenggorokannya terasa
sakit, Aditpun berdegas membelikan sebotol air mineral untuk meredakannya.
“elo mau pulag aja?” tanya Adit. “(sambil menggelengkan kepala) ngak usah”. Jawab Linda. “setelah loe mutah, gue rasa loe merasa lebih baikan ya? Ya udah ayo kita lanjut lagi main permainannya" Lanjut Adit. “beneran nie ? ayoo” Adit meyakinkan. Tapi begitu turun dari permainan Halilintar, Linda mutah lagi untuk keduakalinya. Karena isi perutnya telah terkuras tadi, kini yang keluar tidak banyak, tapi kemudian perutnya tersa sakit dan tubuhnya lemah. Adit pun membelikannya antimo.
“kok loe beliin gue antimo” tanya Linda dengan muka heran.
“udah anggap aja loe mabuk kendaraan, udah minum aja terus habis ini kita pulang aja,”. Linda pun mengangguk, kini ia tidak membantah. Merekapun keluar menuju mobil. Adit menjalankan mobilnya menuju pantai untuk mencari pintu keluar. Ketika mereka melewati laut, Linda berkata “Stop dulu, gue pengen ngeliat laut sebentar”. Adit menuruti nya. Tentu saja pemandangannya tidakk seperti di kartu pos. Sepanjang tepi laut sudah di beton dan di beri pagar buat pengaman. Kabarnya untuk mencegah erosi pantai yang semakin parah. Tak lama kemudian, mungkin karena pengaruh antimo atau hempasan angin laut yang sepoi sepoi linda mengajak Adit melanjutkan perjalanan dan di dalam mobil linda langsung tidur pulas tempat duduknya.
“elo mau pulag aja?” tanya Adit. “(sambil menggelengkan kepala) ngak usah”. Jawab Linda. “setelah loe mutah, gue rasa loe merasa lebih baikan ya? Ya udah ayo kita lanjut lagi main permainannya" Lanjut Adit. “beneran nie ? ayoo” Adit meyakinkan. Tapi begitu turun dari permainan Halilintar, Linda mutah lagi untuk keduakalinya. Karena isi perutnya telah terkuras tadi, kini yang keluar tidak banyak, tapi kemudian perutnya tersa sakit dan tubuhnya lemah. Adit pun membelikannya antimo.
“kok loe beliin gue antimo” tanya Linda dengan muka heran.
“udah anggap aja loe mabuk kendaraan, udah minum aja terus habis ini kita pulang aja,”. Linda pun mengangguk, kini ia tidak membantah. Merekapun keluar menuju mobil. Adit menjalankan mobilnya menuju pantai untuk mencari pintu keluar. Ketika mereka melewati laut, Linda berkata “Stop dulu, gue pengen ngeliat laut sebentar”. Adit menuruti nya. Tentu saja pemandangannya tidakk seperti di kartu pos. Sepanjang tepi laut sudah di beton dan di beri pagar buat pengaman. Kabarnya untuk mencegah erosi pantai yang semakin parah. Tak lama kemudian, mungkin karena pengaruh antimo atau hempasan angin laut yang sepoi sepoi linda mengajak Adit melanjutkan perjalanan dan di dalam mobil linda langsung tidur pulas tempat duduknya.
*****
Linda terbangun di tempat tidurnya, “perasaan
barusan ia sedang memandang laut,kok sekarang ada dirumah?” ia bertanya dalam
hati. Tak lama kemudian mamanya masuk ke kamarnya.
“sudah bangun,Lin? Tidurnya lama juga ya !”
“maa sekarang jam berapa?” Tanya linda.
“Hamir jam 5 sore, tadi siang Adit mengantarmu pulang, dia juga yang menggendongmu masuk ke kamar, kamu sama sekali nggak bangun, pulas banget tidurnya. Dia juga cerita katanya kamu mutah-mutah disana, mungkin masuk angin, kalo nanti malam masih nggak enak badan kita ke dokter ya?” kata mama. Lindapun Cuma menggeleng “nggak usah ma, sekarang sudah membaik kok, tapi kata mama aku tadi di gendong Adit?” . “Iya, dia baik banget ya? Penuh perhatian sama kamu, juga...” Linda tiak mendengarkan kata-kata mama selanjutnya, ia membaringkan tubuhnya dan menarik elimut hingga menutupi wajahnya. “Aku nggak mau dengar ma, aku mau istirahat lagi” katanya diballik selimut, Linda merasa jantungnya berdebar-debar.
“sudah bangun,Lin? Tidurnya lama juga ya !”
“maa sekarang jam berapa?” Tanya linda.
“Hamir jam 5 sore, tadi siang Adit mengantarmu pulang, dia juga yang menggendongmu masuk ke kamar, kamu sama sekali nggak bangun, pulas banget tidurnya. Dia juga cerita katanya kamu mutah-mutah disana, mungkin masuk angin, kalo nanti malam masih nggak enak badan kita ke dokter ya?” kata mama. Lindapun Cuma menggeleng “nggak usah ma, sekarang sudah membaik kok, tapi kata mama aku tadi di gendong Adit?” . “Iya, dia baik banget ya? Penuh perhatian sama kamu, juga...” Linda tiak mendengarkan kata-kata mama selanjutnya, ia membaringkan tubuhnya dan menarik elimut hingga menutupi wajahnya. “Aku nggak mau dengar ma, aku mau istirahat lagi” katanya diballik selimut, Linda merasa jantungnya berdebar-debar.
Suatu
hari di sekolah Linda diadakan malam kesenian. 3 sahabat ingin menampilkan
sebuah lagu, setelah latihan beberapa hari ini mereka merasa suaranya telah
matang. Seleai latihan mereka bercanda diruang tengah sambil makan cemilan.
Linda sebagai tipe yang nggak bisa bohong diaa terus terang kepadda sahabattnya
bahwa dia telah menyukai Adit. Anya yang cinta mati sama Adit langsung penuh
emosi mendengarnya.
‘gue sama sekali nggak nyangka sama loe lin, tega banget loe ngomong gitu ke gue, lo masih nganggep kita teman nggak sih, gue kecewa sama loe, gue kira loe orangnya baik,setia,mengertiin sahabat, ternyata semua itu berbalik, gue kecewa sama loe lin !” kata Anya yang sedang emosi itu. “Udahlah kita dengarkan dulu penjelasan Linda” kata Nia menengahi. “Nggak perlu dijeasin gue udah nggak tahan disini,” kata Anya sambil keluar dari rumah Linda. “Dengerin gue dulu Nya, gue ngomong apa adanya, gue nggak mau berantem gara-gara cowok, gue nggak tau kalo elo juga suka sama Adit” kata Linda menjelaskan kepada sahabatnya sambil mengejarnya. Namun saat itu Anya tidak memperdulikannya.
‘gue sama sekali nggak nyangka sama loe lin, tega banget loe ngomong gitu ke gue, lo masih nganggep kita teman nggak sih, gue kecewa sama loe, gue kira loe orangnya baik,setia,mengertiin sahabat, ternyata semua itu berbalik, gue kecewa sama loe lin !” kata Anya yang sedang emosi itu. “Udahlah kita dengarkan dulu penjelasan Linda” kata Nia menengahi. “Nggak perlu dijeasin gue udah nggak tahan disini,” kata Anya sambil keluar dari rumah Linda. “Dengerin gue dulu Nya, gue ngomong apa adanya, gue nggak mau berantem gara-gara cowok, gue nggak tau kalo elo juga suka sama Adit” kata Linda menjelaskan kepada sahabatnya sambil mengejarnya. Namun saat itu Anya tidak memperdulikannya.
*****
Ejak
kejadian itu, kini Linda menjadi pemurung, namun Nia selalu memberikan semangat
kepadanya karena Nia tau dia ngomong gitu karena biar nggakk ada yang ditutup-tutupi
dari sahabat-sahabatnya. Malam kesenian
emakin dekat, Linda pasrah aa yang akan terjadi besok. Nia mencoba memberi
semangat “Gue udah paksa Anya agar tampil pada malam kesenian diapun setuju”. “Makasih
ya Ni. J”
kata Linda. Namun dia belum merasa lega, sejak ejadian itu Linda marah sama
Adit gara-gara Adit persahabatannya dengan Anya dan Nia menjadi rusak.
Tok tok tok !! pintu kamar Linda di ketuk.
“Linda ini mama, kamu ssudah tidur?”. Betapa kagetnya inda ketikka melihat Adit di belakang mamanya, “Adit ngapain kamu kesini?” tanya Linda. “Lin, Adit mau ketemu kamu, katanya kalian lagii bertengkar ya?” kata mama “yuk Dit, kita tunggu di bawah aja” . “Iya tante” jawab Adit.
Berapa menit kemudian linda turun ke ruang tamu
“Sorry, malam-malam ngeganggu.” Kata Adit mengawali
“Tentu saja mengganggu, gue baru aja mau tidur” kata linda
“tidur jam segini?” tanya Adit
“terserah, ayo cepat mau ngomong apaa?” pangkas Linda
“gue...” Adit terlihat agak sulit mengutarakan apa yang ingin dikatakannya. Linda mengangkat alis dengan tatapan heran. “kita keluar aja yuk, gue nggak bebas ngomong di sini , kalau nyokap-bokap lo ngeliatin terus” bisik Adit. Linda bangkit dari duduknyadan berkata “ ya udah, Ayo kita duduk di teras,” ajak nya.
Tok tok tok !! pintu kamar Linda di ketuk.
“Linda ini mama, kamu ssudah tidur?”. Betapa kagetnya inda ketikka melihat Adit di belakang mamanya, “Adit ngapain kamu kesini?” tanya Linda. “Lin, Adit mau ketemu kamu, katanya kalian lagii bertengkar ya?” kata mama “yuk Dit, kita tunggu di bawah aja” . “Iya tante” jawab Adit.
Berapa menit kemudian linda turun ke ruang tamu
“Sorry, malam-malam ngeganggu.” Kata Adit mengawali
“Tentu saja mengganggu, gue baru aja mau tidur” kata linda
“tidur jam segini?” tanya Adit
“terserah, ayo cepat mau ngomong apaa?” pangkas Linda
“gue...” Adit terlihat agak sulit mengutarakan apa yang ingin dikatakannya. Linda mengangkat alis dengan tatapan heran. “kita keluar aja yuk, gue nggak bebas ngomong di sini , kalau nyokap-bokap lo ngeliatin terus” bisik Adit. Linda bangkit dari duduknyadan berkata “ ya udah, Ayo kita duduk di teras,” ajak nya.
Di
teras, Adit tiak kunjung berbicara. “katanya mau bicara?” tanya Linda tak
sabar. “Lin, elo tau nggak kalo wajah loe mirip banget sama seorang yang pernah
gue kenal? “ Siapa?” . “dia sahabat gue waktu di Surabaya dulu. Elo tau nggak gue
pindah ke Jakarta?”. “karena dia?” tebak Linda. Adit mengangguk lagi. “karena
itu elo pindah ke jakarta? Karena dia ninggalin elo? Gue kok jadi nggak ngerti?”
tanya linda bingung. “dia bukan ninggalin gue gitu aja. Dia ninggalin dunia ini
juga palah, karena dia sakit leukimia. “Mee.. meninggal?” tanya Linda. ‘Iya,
karena itu gue sangat terpukul, tadinya kami Cuma sahabatan, terus berkembang
menjadi cinta, tapi saat gue ngungkapin perasaan gue, dia sudah divonis dokter,
6 bulan lagi masa hidupnya.” Jawab Adit. Linda terdiam sesaat, “jadi enam bulan
etelah itu dia meninggal?” . “Nggak, lebih
cepat, tida bulan ebelum masa vonisnya berakhir, dia sudah meninggal”
terang Adit. Mereka terdiamdalam keheningan malam. Melihat air mata keluar dari
mata Adit, Linda jadi kaasihan dan simpati. “Elo pasti sedih banget karena
ditinggal dia, ya?” tanya Linda. Adit mengangguk “sebelum meninggal, dia bilang
dia sangat mncintai gue, gue sempat frustasi dan nggak masuk sekolah selama
sebulan, akhirnya orang tua gue memutuskkan untuk pindah ke Jakarta”. Linda
mengangguk mengerti maksud Adit. “’Lalu beberapa bulan yang lalu, bokap gue
nunjukin foto cewek, rambutnya panjang, matanya bulat, wajahnya lumayan. Papa bilang
itu foto akan om ifan”. “Foto gue??” sahut Linda. “Iya, gue merasa gue
mendapatkan keempatan kedua, keemppatan
untukk mengenal Fara untuk kedua kalinya dalam hidup ini, keempatan untuk
bersama dan mencintainya,” kata Adit.
Linda merasa tubuhnya kaku, ia tahu ia mulai mencintai Adit dan berharap
perasaan Adit kepadanya itu sama.
“Adit... jai elo berharap gue adalah Fara?” tanya Linda sedih. “tadinya begitu, tapi setelah gue mencoba mengenal elo lebih dekat, wajah elo semakin lama semakin berbeda entah mengapa, namun kamu dan fara memiliki sifat yang hampir sama”. Terang Adit. “jadi elo nyeel kenal gue?” tanya Linda kembali. “Gue nyesel telah mengangap lo sebagai Fara”pangkas Adit.
Linda menunduk saja, tiak menjawab . ia tidak tahu harus berkata apa. “terus gue sadar bahwa perasaan gue ke Fara beda dengan perasaan gue ke elo, “elo nggak punya perasaan apa-apa kan ?” tanya Linda. “Sbaliknya, gue udah jatuh cinta sama elo sejak pertama kali kita beertemu, elo mau nggak jadi pacar gue lin?.
Gemerisik dedaunan yang terhempas angin tidak sedasyat gemuruh yang ada di dada Linda yang seang bersorak gembia. Adit melongo, lalu tersenyum,”Jadi.....”. Linda mengangguk. Bulanpun ikut tersenyum melhat mereka berdua.
“Adit... jai elo berharap gue adalah Fara?” tanya Linda sedih. “tadinya begitu, tapi setelah gue mencoba mengenal elo lebih dekat, wajah elo semakin lama semakin berbeda entah mengapa, namun kamu dan fara memiliki sifat yang hampir sama”. Terang Adit. “jadi elo nyeel kenal gue?” tanya Linda kembali. “Gue nyesel telah mengangap lo sebagai Fara”pangkas Adit.
Linda menunduk saja, tiak menjawab . ia tidak tahu harus berkata apa. “terus gue sadar bahwa perasaan gue ke Fara beda dengan perasaan gue ke elo, “elo nggak punya perasaan apa-apa kan ?” tanya Linda. “Sbaliknya, gue udah jatuh cinta sama elo sejak pertama kali kita beertemu, elo mau nggak jadi pacar gue lin?.
Gemerisik dedaunan yang terhempas angin tidak sedasyat gemuruh yang ada di dada Linda yang seang bersorak gembia. Adit melongo, lalu tersenyum,”Jadi.....”. Linda mengangguk. Bulanpun ikut tersenyum melhat mereka berdua.
*****
Kini tiba saatnya malam kesenian, jam
tujuh kurang 15 menit tempat duduk hampir penuh, tetapi Anya belum datang
pdahal 15 menit lagi acara akan segera di mulai.
“Anya datang nggak ya?” tanya Lina cemas
“Datang, kemarin udah bilang kok kalo hari ini akan datang” jawab Nia.
“Dia ngomong langsung begitu?” tanya Linda.
“’Iya gue kan belum budek” jawab Nia gitu.
“Anya datang nggak ya?” tanya Lina cemas
“Datang, kemarin udah bilang kok kalo hari ini akan datang” jawab Nia.
“Dia ngomong langsung begitu?” tanya Linda.
“’Iya gue kan belum budek” jawab Nia gitu.
10
menit ia menunggu kedatangan Anya tapi Anya belum kelihatan batang hidungnya. Ia
hanya pasrah jika dia haruus cuma berdua dengan Nia. Linda sangat cemas,
padahal mereka haru membuka acara di malam kesenian itu.
Saatnya
tiba, mereka di panggil oleh Evans di pembawa acara. Dengan Dag Dig Dug Dr
Linda dan Nia berdo’a semoga Anya bisa datangg tepat waktu. Mereka akhirnya
tampil berdua dan menyanyikan lagu mereka dengan baik dan sukses. Tiba-tiba
ketika reff, terdengar suara dari belakang, setelah Linda dan Nia menengoknya e
belakang ternyata itu adalah suara Anya. Akhirnya mereka dapat bernyanyi
bersama dalam pertunjukan malam kesenian tersebut.
Di belakang panggung terlihat Adit menunggu 3 ahabat itu eleai bernyanyi, setelah mereka elesai nyanyi mereka berbincang-bincang di belakang panggung.
‘Lin, maafin gue ya? Setelah gue pikir ngurus cowok kayak Adit itu nggak penting, lebih baik kita ngurusin perahabatan kita J” kata Anya menyesal. “nggak apa-apa kok, gue ngerti kalau gue salah, tapi gue nggak mau nyimpen persaan gue, Oh ya beberapa hari yang lalu gue jadian sama Adit, kalian nggak marahkan?” kata Linda.
“Nggak lah kita harus selalu ingat moto persahabatan kita (One, Two, Three {mereka menumpuk tangan mereka dan berkata} SAHABAT SEJATI SETIA SAMPAI MATI). *(yeahhhh .
Di belakang panggung terlihat Adit menunggu 3 ahabat itu eleai bernyanyi, setelah mereka elesai nyanyi mereka berbincang-bincang di belakang panggung.
‘Lin, maafin gue ya? Setelah gue pikir ngurus cowok kayak Adit itu nggak penting, lebih baik kita ngurusin perahabatan kita J” kata Anya menyesal. “nggak apa-apa kok, gue ngerti kalau gue salah, tapi gue nggak mau nyimpen persaan gue, Oh ya beberapa hari yang lalu gue jadian sama Adit, kalian nggak marahkan?” kata Linda.
“Nggak lah kita harus selalu ingat moto persahabatan kita (One, Two, Three {mereka menumpuk tangan mereka dan berkata} SAHABAT SEJATI SETIA SAMPAI MATI). *(yeahhhh .
Kini
hubungan Adit dan Linda tak ada masalah, mereka berdua akhirnya pacaran tanpa
ada masalah yang mengganjal. Keharmonisan selalu tampak pada mereka berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar